Beberapa kata dalam bahasa Jawa cukup representatif mewakili sebuah aktivitas sehari-hari yang yang kadang sulit di cari padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Beberapa orang mungkin lebih suka menulis kata tersebut secara italic (yang menandakan bahwa kata tersebut adalah kata asing) agar tidak kehilangan kemantapan kalimat.
Berikut ini kata-kata tersebut:
1. Ngeden
"Ngeden" adalah aktivitas berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuh. Kata ini bisa dipakai oleh seorang bidan yang membantu seorang wanita untuk melahirkan.
"Nanti waktu melahirkan, ibu harus Ngeden sekuat mungkin ya?"
Kangmoes belum menemukan padanan kata yang pas dalam bahasa Indonesia untuk kata ini. Hanya saja, dalam beberapa kasus, kangmoes menemukan kata "mengenjan", "mengedan" dan kadang-kadang "mendorong". Kedua kata pertama mungkin berusaha mencari padanan kata "ngeden" agar lebih berbau bahasa Indonesia. Lumayan, walaupun agak aneh di telinga.
Tapi untuk kata "mendorong" untuk padanan kata "ngeden" menurut kangmoes sudah jauh menyimpang dari arti kata sesungguhnya. Kurang pas, menurut kangmoes.
Ibarat masakan, sama-sama rendang, aselinya pakai daging sapi diganti dengan sandal, tentu semua orang akan berkata: ah kurang mantap... (hehehe)
2. Melet
Melet adalah kata kerja yang dalam bahasa bisa diartikan: menjulurkan lidah.
Terlalu panjang menurut kangmoes. Lebih cepat kalau mengucapkan:
"Ayo melet semua"
daripada
"Ayu julurkan lidah kalian semua"
3. Merem dan melek
Entah sudah di bakukan atau belum, merem adalah aktivitas memejamkan mata dan melek adalah membuka mata.
"Melek" = 5 huruf, sedangkan "memejamkan mata" = 14 huruf
Jadi ada selisih 9 huruf.
Kalau kata "melek"" atau "merem" belum di bakukan, entah berapa banyak tinta yang harus terbuang karena selisih 9 huruf ini. :)
4. Mangap dan mingkem
Masih di sekitar organ di kepala manusia.
Mangap artinya membuka mulut sedangkan mingkem artinya menutup mulut.
Kangmoes rasa, dokter gigi akan senang jika kata mangap dan mingkem di bakukan.
Mereka tidak perlu mengatakan kata-kata yang terlalu panjang.
"Ayo buka mulutnya dek" bisa disingkat menjadi "Ayo mangap dek"
Dan ketika mengecek kekuatan gigi, bisa langsung bilang:
"Mangap.... mingkem.... mangap ..... mingkem"
daripada
"Buka mulut.... tutup mulut... buka mulut.... tutup mulut...."
tapi tentu bisa disingkat menjadi:
"buka... tutup... buka .... tutup..."
(tentu ini kalau tidak ketemu dengan pasien telmi yang malah berkata: buka apaan dok :)
5. Kunduran
Nah ini kata sampai saat ini sulit kangmoes temukan padanannya dalam bahasa Indonesia. Kunduran berasal dari kata mundur. Biasanya dikaitkan dengan kejadian tidak sengaja dalam memarkir kendaraan atau semacamnya.
Contoh:
Sebuah truk berjalan mundur secara perlahan untuk mengambil posisi parkir. Karena supir truk kurang waspada, bagian belakang truk menabrak tong sampah.
Dalam keadaan seperti ini, kita bisa mengatakan
1. "Tong sampah tertabrak oleh bagian belakang truk waktu truk berjalan mundur"
koment: panjangnya....
2. "Tong sampah terbelakangi oleh truk"
koment: emmm (sambil garuk-garuk kepala). Aneh ga sih?
Dalam bahasa Jawa, kita bisa mengatakan
"Tong sampah kunduran Truk"
Jauh lebih sederhana dan representatif menurut kangmoes.
Setidaknya ke lima kata tersebut yang menurut kangmoes perlu di ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia agar percakapan dalam bahasa Indonesia menjadi lebih mudah.